Cerita itu kamu, aku dan
Tuhan titik, yang lain cukup jadi penonton lalu mengamini setiap adegan
yang kita mainkan. Biar Tuhan yang buatkan cerita yang menempatkanmu
pada titik terakhir dalam hidupku. Semoga saat mereka sedang
mengudarakan doa-doanya, malaikat tidak sedang memakai headset dan Tuhan
tidak lagi mendengar lagu-lagu hardcore dengan volume maksimal.
Dan pada saatnya nanti
doa-doa menyentuh kenyataan, aku ingin membukukan kita agar dunia tahu
aku pernah sangat bahagia. Sangat bahagia.
Karna kamu buku yang tidak ingin aku temui halaman belakangnya, buku
yang membuatku hapal diluar kepala setiap huruf yang ditulis disana,
buku yang membuatku selalu ingin membacanya kembali, buku yang begitu
lekat dalam laci memori.
Karna kamu rindu yang tidak pernah usai, rindu yang memilih jalan
terjauh menuju rumah, rindu yang berharap ada banyak lampu merah, rindu
yang memaksa mata untuk terus menatap punggungmu hingga benar-benar
menghilang.
Karna kamu pelukan hangat yang selalu aku nanti, pelukan yang selama ini
mewujud dalam mimpi, pelukan yang kelak akan kutemui setiap aku memulai
hari. didekapmu nanti aku ingin merasakan mati dalam abadi.
Karna kamu cerita yang tak pernah selesai, meski waktu berhenti memuai.
Selasa, 30 April 2013
Rabu, 24 April 2013
Pertengkaran Semalam
Kau menyisakan tangis, pertengakaran
semalam.
Di antara kita. Kini, ku harus berdiri
ditepian hati bimbang tuk memilih.
Kau harus tahu, dalam hatiku bergetar waktu
ku tahu, kau terluka saat aku.
Buatmu menangis, buatmu bersedih. Inginku
memelukmu dan ucapkan maaf, maafkan aku. – Maaf (Jikustik)
Sayup-sayup
lagu itu terdengar dari playlist Mp3-ku ketika aku dalam perjalanan pulang kuliah. tak sengaja aku memutarnya, dan tiba-tiba teringat akan pertengakaran
semalam. Rasa bersalah itu terasa masih ada, masih terluka. Dan dia? Dia entah
apa yang dilakukannya setelah kita bertengkar semalam, hanya karena masalah
yang sama; Jenuh.
Padahal
jenuh bisa kita atasi bersama, dengan menelponnya berjam-jam. Tapi entah kenapa
semalam aku terlalu rindu dan berat untukku untuk tidak mengeluh, mencoba tetap
menahannya malah membuatku semakin emosi. kau diam, malah aku anggap kau tak peduli,
padahal aku sedang menunggu kata-katamu agar menjelaskannya kalau waktu kita sms akan dihabiskan dengan sia-sia, pertengkaran.
"a kenapa lagi?" Kalimat pertama yang dia ucapkan
saat dia membalas smsku
“gak papa” Aku mencoba menjawab setenang
mungkin agar keadaan baik-baik saja.
“Aku bukan cemburu..aku percaya padamu,yang justru tidak bisa ku percaya adalah orang disekitarmu."
"ya karna mereka selalu membuatku cemburu..dan karna kau tak pernah bisa menjelaskan semuanya” Aku mengungkapkan apa yang kini sedang aku rasakan padamu.
"ya karna mereka selalu membuatku cemburu..dan karna kau tak pernah bisa menjelaskan semuanya” Aku mengungkapkan apa yang kini sedang aku rasakan padamu.
“Karna memang tak ada yang harus dijelaskan ."
"ada apa,dengan mereka yang ada disekitarku?mereka punya hidup sendiri."
"ada apa,dengan mereka yang ada disekitarku?mereka punya hidup sendiri."
"mereka tak pernah menggangguku."
"mereka biasa dan akupun biasa.” Penjelasan yang cukup singkat darimu, dengan penjelasan itu aku nyatakan, aku sangat bersalah.
"mereka biasa dan akupun biasa.” Penjelasan yang cukup singkat darimu, dengan penjelasan itu aku nyatakan, aku sangat bersalah.
Malam ini kita terluka, tapi Aku tak pernah lelah memberikan
penjelasan dengannya, setidaknya ini yang membuat ia semakin mengerti akan rinduku, kalau aku tidak main-main meskipun jauh dengannya.
***
Kita
sangat paham kalau rindu itu menyiksa, kita cukup disadarkan kalau pertemuan
itu benar menyiksa, pertemuan yang sebentar namun tak sebanding dengan
penantian yang dirasakan.
Aku tau sekarang kau semakin jenuh padaku,jenuh akan setiap sikapku terhadapmu,aku mohon kau bisa sabar menghadapiku.
Kau tau..
Ketika aku terlalu banyak mengeluh,sesungguhnya aku hanya terlalu rindu..
Kita,
sebenarnya kita tak perlu susah payah untuk bertengkar hanya karena rindu. Yang kita
lakukan adalah bagaimana kita bisa membuatnya mengerti keadaan, memahami
kerinduan, dan mengajarkannya arti sabar penantian. Pertemuan yang sesaat namun
sangat berarti, membuat kita percaya kalau kebersamaan itu akan ada dan tetap
ada. Hingga waktu yang menentukan kalau kebersamaan akan berpihak pada kita
yang memilih bersabar dan saling mendo’akan kapan waktu itu akan ada, kebersaman
yang abadi.
Banyak masalah yang pernah kita lewati dengan diam,amarah dan menyakitkan.
pada akhirnya aku memilih,
Aku Tetap Denganmu.
Aku Tetap Denganmu.
Jumat, 19 April 2013
Catatan seseorang #dimasalalu 20-05-2011
Tidak ada yang berat saat aku mengetahui
bahwa kau akan selalu ada dan menjadi tempat bergantungku meskipun aku
terbiasa melakukan apapun sendiri melihat dari keadaan bahwa kau jauh
dan tak bisa selalu ada di sisiku. Tapi kau membuat dirimu hadir dan
nyata sehingga aku tak pernah merasa sulit dan jenuh.
Tidak ada yang kuragukan bahkan saat
dunia menyalahkanku dan menyalahkan anggapanku, karena kau selalu ada
dan akan selalu berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Tidak ada yang kurisaukan meskipun kau
jauh karena kepercayaanmu utuh kugenggam dan kau selalu meredamkan
cemburu dan gundahku. Karena hanya perkataanmu yang bisa membuatku
tenang dan percaya meskipun terkadang dengan emosi dan egois aku
mati-matian menyalahkanmu.
Kau tak pernah memelukku saat aku menangis,
Kau tak pernah ada di sisiku mengecupku saat aku merindukanmu,
Kau tak pernah ada di sisiku menjagaku hingga reda saat aku sakit,
Kau tak pernah berjalan di sisiku menggenggam tanganku,
Kau tak pernah ada di saat dunia seakan menjauhiku,
Kau tak pernah menenangkanku saat amarahku menguasaiku,
Kau tak pernah menghangatkanku saat udara dingin menyerangku,
Kau tak pernah menjemputku di saat aku benar-benar butuh,
Tapi kau selalu membuatku merasa dirimu melakukannya, karena kau membuat dirimu hadir, nyata, dan terasa.
Saat aku mengeluh kau akan selalu menguatkanku.
Saat aku memutuskan untuk berdiam, kau selalu membujuk tawa dan senyumku.
Saat aku butuh, kau selalu tak pernah membuatku mencarimu terlalu lama dan berbelit.
Saat aku mulai menangis, kau selalu menghentikan air mata itu mengalir dari mataku.
Saat aku kehilanganmu, ah, kau tak pernah membuatku merasa kehilangan, karena kau selalu menjelaskan apa yang terjadi padamu di sana.
Aku selalu mencintaimu.
Memberi dengan ikhlas dan menanti dengan rela.
Aku setia, dan kau tahu itu.
Aku menanti dan kau tahu itu.
Aku sedih dan kau rasakan hal yang sama.
Aku tak berubah, dan kau tahu benar siapa aku.
Entah bagaimana masa depan merubah keadaan, kau tahu bahwa aku tak pernah ingkar.
Ah, aku tadi bilang masa depan membawa perubahan ya? Ya, dan kau..........
Aku yang tak peka karena tak merasakan apa yang kutuliskan lagi, atau memang masa depan membawa perubahan padamu?
Langganan:
Postingan (Atom)