Cerita itu kamu, aku dan
Tuhan titik, yang lain cukup jadi penonton lalu mengamini setiap adegan
yang kita mainkan. Biar Tuhan yang buatkan cerita yang menempatkanmu
pada titik terakhir dalam hidupku. Semoga saat mereka sedang
mengudarakan doa-doanya, malaikat tidak sedang memakai headset dan Tuhan
tidak lagi mendengar lagu-lagu hardcore dengan volume maksimal.
Dan pada saatnya nanti
doa-doa menyentuh kenyataan, aku ingin membukukan kita agar dunia tahu
aku pernah sangat bahagia. Sangat bahagia.
Karna kamu buku yang tidak ingin aku temui halaman belakangnya, buku
yang membuatku hapal diluar kepala setiap huruf yang ditulis disana,
buku yang membuatku selalu ingin membacanya kembali, buku yang begitu
lekat dalam laci memori.
Karna kamu rindu yang tidak pernah usai, rindu yang memilih jalan
terjauh menuju rumah, rindu yang berharap ada banyak lampu merah, rindu
yang memaksa mata untuk terus menatap punggungmu hingga benar-benar
menghilang.
Karna kamu pelukan hangat yang selalu aku nanti, pelukan yang selama ini
mewujud dalam mimpi, pelukan yang kelak akan kutemui setiap aku memulai
hari. didekapmu nanti aku ingin merasakan mati dalam abadi.
Karna kamu cerita yang tak pernah selesai, meski waktu berhenti memuai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar