Selasa, 28 Mei 2013
Sistem Imun Down..
Sistem imun udah ga kuat nahan virus-virus yang masuk, dari makanan yang makin hari makin sembarangan, dari kegiatan yang makin hari makin kelewatan, dari kangen yang makin hari makin keterlaluan. Ini aku, seharian ngehabisin hari di Kampus, nahan sakit dikepala gara-gara batuk yang ga biasa, nguatin badan buat bisa ngerjain yang udah berhari-hari di-abai-kan gitu aja. Ahirnya kekerjain juga. Malah jadi demam.
Aku Mengeluh (Lagi)..
Mungkin ini sudah kita bicarakan sebelumnya, bahwa merindukanmu tidak pernah ada jeda. Aku tau kalau pertemuan itu akan ada, pastinya ada.
Aku percaya itu..
Kau mungkin sadar juga kalau kita tak pernah menyelesaikan masalah pada saat keadaan kita jauh seperti ini, entah aku atau kamu yang egois atau kita berdua. Kita seharusnya belajar dari beberapa kesalahan yang pernah fatal pada diri kita, terlalu mudah menerima perhatian dari orang lain, terlalu mudah membalas orang yang perhatian.
Aku percaya kau bisa menjaga apa yang kutitipkan disana.
Kalau ada bagian-bagian rindu yang tak tersampaikan, mungkin aku sudah begitu resah dengan adanya kita. Aku ragu untuk mempertahankan semua yang aku kira tadinya baik-baik saja, seimbang. Malah pada akhirnya tidak begitu. Bagimu aku tidak boleh mengeluh,aku harus diam menerima semuanya..tapi apakah aku harus selalu seperti itu??
Perlu kau ingat, aku manusia biasa, bukan perindu yang murahan, namun selayaknya orang lain, aku juga ingin diperhatikan sama seperti teman-temanku juga. Kau memang menahanku, tapi dengan rasa ketidak pedulianmu disana kau seakan melepaskan sesuatu yang sebenarnya kau sayang, melepas dengan perlahan, ya kau seakan melepaskanku dengan perlahan.
Aku sadari ini keluhanku yang menurutmu kelewatan. Yang aku sadari hanya, kesibukkanmu yang kelewatan, tidak menghargai siapa yang merindukanmu disini. Apa alasan bagiku untuk mempertahan sesuatu yang sudah tak seimbang? Bayangkan saja, seminggu berapa kali kita interaksi satu sama lain, jarang, terhitung dengan jari satu tangan. Sedikit bukan? Apa alasan yang membuatku yakin kalau kau baik-baik saja disana, sedangkan aku tak tau keberadaanmu dimana dan kondisimu seperti apa, kau tak mengabariku bukan? Aku bukan membuat kamu terlalu benar-benar terkekang dengan aku disini, aku ingin kau hargai rasa kekhawatiranku.
Kita tak pernah berdamai dengan kerinduan yang hadir, aku ada kamu entah kemana, aku pergi kau mencari. begitu-begitu terus dan tak ada ujungnya, apa aku kecewa? Sangat...!!!
Sepertinya, apa yang kita lakukan selama ini, kebaikkan yang selama kau lakukan hanya ada pada awal cerita. Perlahan kau pudarkan keyakinan itu dengan kelakuanmu sendiri, ketidak pedulianmu, acuh tak acuhnya kamu.
Kau belum terlambat, sebelum semuanya aku yang harus mengalah, kau punya banyak waktu yang seharusnya kau gunakan untuk memperbaiki hubungan kita, aku belum nyaman dengan orang lain, aku tidak mengkhianatimu, tapi semua itu mungkin akan terjadi. Jika kau benar-benar masih tak peduli dengan keadaanku disini. Terserah, aku bukan pasrah tapi aku kembalikan hubungan ini ke kamu. Kau akan perbaiki atau tidak. Dan aku percaya kelak kita bisa kok menyelesaikan masalah yang ada, kau hadir dan temui aku.
Aku percaya itu..
Kau mungkin sadar juga kalau kita tak pernah menyelesaikan masalah pada saat keadaan kita jauh seperti ini, entah aku atau kamu yang egois atau kita berdua. Kita seharusnya belajar dari beberapa kesalahan yang pernah fatal pada diri kita, terlalu mudah menerima perhatian dari orang lain, terlalu mudah membalas orang yang perhatian.
Aku percaya kau bisa menjaga apa yang kutitipkan disana.
Kalau ada bagian-bagian rindu yang tak tersampaikan, mungkin aku sudah begitu resah dengan adanya kita. Aku ragu untuk mempertahankan semua yang aku kira tadinya baik-baik saja, seimbang. Malah pada akhirnya tidak begitu. Bagimu aku tidak boleh mengeluh,aku harus diam menerima semuanya..tapi apakah aku harus selalu seperti itu??
Perlu kau ingat, aku manusia biasa, bukan perindu yang murahan, namun selayaknya orang lain, aku juga ingin diperhatikan sama seperti teman-temanku juga. Kau memang menahanku, tapi dengan rasa ketidak pedulianmu disana kau seakan melepaskan sesuatu yang sebenarnya kau sayang, melepas dengan perlahan, ya kau seakan melepaskanku dengan perlahan.
Aku sadari ini keluhanku yang menurutmu kelewatan. Yang aku sadari hanya, kesibukkanmu yang kelewatan, tidak menghargai siapa yang merindukanmu disini. Apa alasan bagiku untuk mempertahan sesuatu yang sudah tak seimbang? Bayangkan saja, seminggu berapa kali kita interaksi satu sama lain, jarang, terhitung dengan jari satu tangan. Sedikit bukan? Apa alasan yang membuatku yakin kalau kau baik-baik saja disana, sedangkan aku tak tau keberadaanmu dimana dan kondisimu seperti apa, kau tak mengabariku bukan? Aku bukan membuat kamu terlalu benar-benar terkekang dengan aku disini, aku ingin kau hargai rasa kekhawatiranku.
Kita tak pernah berdamai dengan kerinduan yang hadir, aku ada kamu entah kemana, aku pergi kau mencari. begitu-begitu terus dan tak ada ujungnya, apa aku kecewa? Sangat...!!!
Sepertinya, apa yang kita lakukan selama ini, kebaikkan yang selama kau lakukan hanya ada pada awal cerita. Perlahan kau pudarkan keyakinan itu dengan kelakuanmu sendiri, ketidak pedulianmu, acuh tak acuhnya kamu.
Kau belum terlambat, sebelum semuanya aku yang harus mengalah, kau punya banyak waktu yang seharusnya kau gunakan untuk memperbaiki hubungan kita, aku belum nyaman dengan orang lain, aku tidak mengkhianatimu, tapi semua itu mungkin akan terjadi. Jika kau benar-benar masih tak peduli dengan keadaanku disini. Terserah, aku bukan pasrah tapi aku kembalikan hubungan ini ke kamu. Kau akan perbaiki atau tidak. Dan aku percaya kelak kita bisa kok menyelesaikan masalah yang ada, kau hadir dan temui aku.
Sabtu, 18 Mei 2013
Emotion-less
-Aku tak tahu apa yang harus kuucapkan, dan aku tak tahu bagaimana nada yang benar saat aku menyampaikan hal ini-
Apa kabar kamu hari ini? Segala
kesibukanmu berjalan dengan lancar kan? Hati-hati, cuaca sedang buruk,jangan terlalu cape dan sampai telat makan . Sepi tidak di sana?
Ah, iya, aku sudah jarang mengirimimu pesan sepanjang yang pernah
kulakukan dulu. Ponselmu pasti terlihat lebih tenang, ya? Kamu suka itu?
Sepertinya ini lebih dewasa, tapi asal kamu tahu aku selalu menulisnya
dengan menghapus dan mengetiknya ulang beberapa kali untuk memperpendek
pesanku. Kamu tak butuh sakit, jadi, yah kamu sudah hafal kan apa yang
akan kukatakan dalam topik ini? Aku rasa aku tak perlu mengingatkanmu
terlalu banyak.
Aku baik-baik saja, aku selalu menjadi kekasih terbaikmu entah kamu
melihatnya atau tidak. Entah kamu menghargainya atau tidak. Oh iya,jangan kau
paksakan dirimu untuk menyiapkan sesuatu, karena akupun di sini tak
menyiapkan suatu apapun untuk kuharapkan. Aku sedang sibuk beradaptasi
dengan diriku yang baru, yang mungkin ini lebih membuatmu tenang dan tak
terusik. Semoga saja.
Masalah aku rindu padamu atau tidak, itu bukan hal rahasia yang harus
kau cari tahu. Tapi jika kau tak mengetahuinya, tenang saja, aku tak
akan mengecapmu dengan predikat kurang peka, toh nanti aku pasti akan
secara otomatis mengirimimu pesan yang berisikan bahwa aku rindu padamu.
Tak usah memaksa untuk jadi lebih peka. Aku cukup tahu diri dengan
kondisi kita yang menyulitkan kita bahkan untuk sekadar berbalas pesan.
Kenapa? Kau merasa ada yang salah ya di sini? Tidak, tidak ada, ini
tetap aku, kok. Siapa aku yang kau kenal beberapa lama yang lalu, hanya
saja kali ini dengan adaptasi yang berbeda, yang kusesuaikan dengan
bagaimana dan siapa kamu sekarang. Kalau aku berhasil, dan kau
menyukainya, beritahu aku, ya.
Ingat saja satu hal, aku selalu mencintaimu dengan cara yang kamu tahu.
Kamu mengenalku dengan sangat baik, jika kamu merasa aku memaksakan
diriku untuk bersikap seperti ini, aku tak bisa menyalahkan anggapanmu,
karena kamu terlalu tahu apa adanya aku.
Terlepas dari apa yang sudah terjadi dan merubah keadaan kita, aku hanya
ingin kembali ke masa lalu sebentar saja untuk mengumpulkan kekuatan
dan semangatku, karena semua ini terlalu berbeda dari siapa kita
sebelumnya.
Aku sangat merindukan KITA. Aku sudah tak tahan lagi terlalu jauh seperti ini.
Senin, 13 Mei 2013
Tentangmu
Ku
ingin menulis sebuah kisah, berjudul: Masa Depan.
Di mana pada awal
alinea pertama tertulis kata: waktu.
Ya, waktu.
Waktu pertama perkenalan
kita dahulu, menjadi sebuah awal dari cerita yang akan kutuangkan.
Walau di setiap larik kalimat per kalimatnya masih abu-abu, tak tahu
akan menggunakan jeda titik atau koma, tapi kupastikan akan selalu ada
namamu. Tidak peduli seberapa panjang dan berapa lembar
halaman, juga tidak peduli seberapa banyak huruf vocal dan konsonan,
karna di tiap kalimatnya kuyakin pasti indah. Walau terkadang ada gugus
kalimat yang mengisahkan tentang keruwetan dan dibumbui dengan linang
air mata, tapi aku yakin akan tetap indah terbaca. Kau akan tersipu
ketika membacanya, percayalah. Wajahmu akan merona seperti warna tinta
merah muda yang akan kugunakan untuk menulis kisah ini.
Semoga kau tak jemu membacanya.
Semoga kau tak jemu membacanya.
Karna jemariku tak akan letih, kisah ini tak
akan usai selama engkau tetap tinggal di hati.
Juga selama napasku belum
berhenti.
Langganan:
Postingan (Atom)